Rabu, 03 Januari 2018

ANALISIS PENGARUH PENGANGGURAN DAN INVESTASI TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2015


Pada posting sebelumnya, disajikan rincian data Daya Beli beberapa propinsi. Nah di posting kali ini kita akan menganalisis datanya dengan regresi linier berganda. Daya Beli dijadikan sebagai variabel dependen dengan 2 variabel independen yakni Pengangguran dan Investasi.

Berikut ini tabel data Daya Beli masyarakat di Indonesia tahun 2015:



Berikut tabel data Pengangguran di Indonesia tahun 2015 :

 

Berikut ini tabel data Investasi di Indonesia tahun 2015 :
Jawa Timur
1591
Jawa Tengah
545
Jawa Barat
4066
DKI Jakarta
2186
Aceh
60
Sumatera Utara
3334
Sumatera Barat
145
Sumatera Selatan
1724
Gorontalo
41
Papua Barat
1862
Bali
4188
Kalimantan Barat
2549
Kalimantan Selatan
1514
Maluku
3285
Sulawesi Selatan
1562
Sulawesi Utara
647
Kalimantan Tengah
1240
Kalimantan Timur
4260
Kepulauan Riau
1762
NTB
5335
Riau
1588
DIY Yogyakarta
65
Banten
1547
Bengkulu
61
Kepulauan Bangka Belitung
249
Lampung
753
Papua
8136
Sulawesi Tengah
6716
Jambi
324
Kalimantan Utara
438
Maluku Utara
6715
NTT
477
Sulawesi Barat
15
Sulawesi Tenggara
1019

OUTPUT SPSS DAN INTERPRETASINYA :
1.        Uji t

  
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial atau individu vaiabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui hasilnya signifikan atau tidak, nilai signifikansi t akan dibandingkan dengan tingkat signifikasi 0,05 (α = 5%). Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut:
·         H1      : Pengangguran berpengaruh secara parsial terhadap Daya Beli.
·         H2      : Investasi berpengaruh secara parsial terhadap Daya Beli.

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan regresi linier berganda (uji t) criteria pengujian adalah sebagai berikut:
Jika t hitung < t tabel maka Ho 
Jika t hitung > t tabel maka Ho 
Jika signifikan >0,05 maka Ho 
Jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak

Dari tabel Coefficient diatas yang menjadi output dari SPSS terdapat berbagai infomrasi yang dibisa kita peroleh. Salah satunya adalah nilai t. Selain itu kita juga dapat mengetahui seberapa pengaruhnya tiap variabel. Kesimpulan berpengaruh atau tidaknya suatu variabel dapat diketahui dengan dua cara, yaitu melihat nilai sig. Dan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Nilai t hitung adalah nilai t yang disajikan dalam tabel diatas, sedangkan nilai t tabel masih harus kita cari dengan terlebih dahulu menghitung nilai df kemudian mencarinya di dalam tabel nilai t.

Df atau degree of freedom untuk tabel coefficient dapat menggunakan rumus :

                 Df = n−k−1

Dengan demikian df yang terhitung adalah :

                 Df = 34−3−1 = 30

Setelah mendapat nilai df maka selanjutnya buka tabel t yang sering kita temui di bagian paling belakang sebuah buku statistika.

Dari tabel dengan df sebesar 30 pada sig. 0,05 kita dapat memperoleh nilai t-tabel 1,697261 atau 1,697. Nilai ini dibandingkan dengan nilai t hitung setiap variabel dengan kriteria, apabila nilai t tabel lebih kecil dari nilai t hitung maka kesimpulannya variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependennya.

Untuk variable Pengangguran, nilai t hitung dalam table Coefficient adalah -1.601 yang artinya pengaruh Pengangguran ini negatif terhadap Daya Beli. Nilai t table lebih besar dari nilai t hitung. Maka kesimpulannya variable Pengangguran tidak berpengaruh terhadap Daya Beli masyarakat.

Untuk variable Investasi, nilai t hitung dalam table Coefficient adalah -1.640 yang artinya pengaruh Investasi ini negatif terhadap Daya Beli. Nilai t table lebih besar dari nilai t hitung. Maka kesimpulannya variable Investasi tidak berpengaruh terhadap Daya Beli masyarakat.



2.        Uji F

 
Uji F digunakan untuk mengetahui secara simultan atau bersama-sama variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi 0,05 (α = 5%).

Dalam Uji F digunakan hipotesis sebagai 
H3 : Pengangguran dan Daya Beli berpengaruh secara simultan terhadap PDRB.

Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai 
Jika F hitung < F tabel atau nilai signifikan > 0,05 maka Ho
Jika F hitung > F tabel atau nilai signifikan < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil uji F untuk koefisien persamaan regresi diperoleh hasil F hitung sebesar 2,589 dengan tingkat signifikan sebesar 0,091. Untuk mencari F Tabel dapat menggunakan rumus df (n1) = k-1 dan df (n2) = n-k, k disini adalah variabel dan n adalah populasi. Variabel dalam penelitian ini ada 3 dan populasinya ada 34. Lalu dimasukkan kedalam rumus mencari F Tabel lalu dilihat menggunakan lampiran F Tabel, dan hasilnya sebesar 3,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% ternyata F hitung < F table (0,556 < 3,30). Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini menunjukkan bahwa Daya Beli tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pengangguran dan Investasi.



3.        Uji Determinasi (Adjusted R Square)
Koefisien determinasi diperlukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh Pengangguran dan Investasi terhadap Daya Beli.
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui presentase besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel dependen untuk menunjukkan seberapa besar model regresi mampu menjelaskan variabilitas variabel dependen.
Dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Hipotesis dalam penelitian ini dipengaruhi oleh niai signifikansi koefisen variabel yang berangkutan setelah dilakukan pengujian.
Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasrkan Uji T dan Uji F untuk menguji signifikansi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.



Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) bahwa nilai Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,088 atau sebesar 8,8%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kemampuan untuk menjelaskan variabel independen yaitu Pengangguran dan Investasi terhadap variabel dependen yaitu Daya Beli yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 8,8% sedangkan sisanya 91,2% merupakan faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model ini.